Monthly Archives - August 2024

Ibu Kota Negara Indonesia Baru Bernama Nusantara

Negara Indonesia akan memindahkan lokasi Ibu Kotanya yang berada di Daerah Ibu Kota (DKI) Jakarta wilayah Pulau Jawa bagian Barat, menjadi di wilayah Panajam Paser Utara, Pulau Kalimantan bagian Timur. Pemindahan ibu kota ini juga akan diiringi dengan perubahan nama ibu kotanya yaitu, Ibu Kota Nusantara (IKN).

Berdasarkan buku saku pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), yang dikeluarkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), nama 'Nusantara' dipilih, karena telah dikenal dan menjadi hal yang ikonik di mata internasional.

Dijelaskan, bahwa Nusantara adalah konseptualisasi atas wilayah geografi Indonesia yang memiliki banyak pulau dan disatukan oleh lautan. Nama ini telah melalui proses seleksi dengan 80 calon nama lainnya. Proses pembangunan IKN akan berlangsung hingga tahun 2045 mendatang. 

Berdasarkan Buku Saku Pemindahan IKN dan Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN-PUPR, adapun latar belakang dan beberapa kondisi urgensi pemindahan Ibu Kota Negara ini. 

Urgensi tersebut ialah, pertama ada sekitar 57% Penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kedua, adanya krisis ketersediaan air di Pulau Jawa terutama DKI Jakarta dan Jawa Timur. Ketiga, adanya krisis ketersedian air di Pulau Jawa, terutama DKI Jakarta dan Jawa Timur. Keempat, kontribusi Ekonomi Pulau Jawa 59,0% terhadap PDB Nasional. 

Kelima, konversi lahan terbesar terjadi di Pulau Jawa. Keenam, pertumbuhan urbanisasi sangat tinggi di DKI Jakarta yang berdampak pada kemacetan tinggi dan kualitas udara tidak sehat. Ketujuh, penurunan daya dukung lingkungan, ancaman bahaya banjir, gempa bumi dan tanah turun di DKI Jakarta. 

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, Pulau Jawa mengalami konversi lahan terbesar diantara gugus pulau lainnya di Indonesia. Dan tren tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga beberapa tahun ke depannya. 

Tingginya jumlah penduduk diikuti dengan jumlah pergerakan ulang-alik penduduk yang besar. Pertumbuhan urbanisasi sangat tinggi, menjadi dampak kemacetan tinggi dan kualitas udara tidak sehat. 

Pemindahan IKN ini, juga berdasarkan pidato Presiden Jokowi pada 2019. "Pada kesempatan yang bersejarah ini, dengan memohon ridho Allah SWT, dengan meminta izin dan dukungan dari Bapak Ibu Anggota Dewan yang terhormat, para sesepuh dan tokoh Bangsa terutama pada seluruh rakyat Indonesia, dengan ini saya mohon izin untuk memindahkan Ibu Kota Negara kita ke pulau Kalimantan," kata Presiden Joko Widodo. 

Pilar pembangunan Indonesia 2045 meliputi, pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan, pemantapan ketahanan, nasional dan tata kelola pemerintahan. 

Delapan prinsip Ibu Kota Negara, terdiri dari, mendesain sesuai kondisi alam, Bhinneka Tunggal Ika, terhubung aktif dan mudah diakses, sirkuler dan tangguh, nyaman dan efisien melalui teknologi, aman dan terjangkau, rendah emisi karbon, serta ada peluang ekonomi untuk semua. 

Kriteria dipilihnya Kalimantan Timur ialah sebagai berikut, aksesbilitas lokasi tinggi dekat dengan dua kota besar (Balikpapan dan Samarinda), struktur kependudukan heterogen dan terbuka potensi konflik rendah, pertahanan dapat didukung oleh Tri Matra (darat, laut, udara), kemampuan lahan sedang untuk kontruksi lahan bangunan, lokasi aman dan minim ancaman bencana. 

Kriteria selanjutnya, lahan luas berstatus Hutan Produksi (HP) dan perkebunan, terdapat infrastruktur utama dari jalan tol, bandara dan terminal petikemas, air baku (dari tiga waduk eksisting, dua waduk yang direncanakan, empat sungai, dan empat daerah aliran sungai), serta berada di jalur ALK II (Selat Makassar). 

Pembangunan pemindahan IKN ini, juga ke depannya direncanakan sebagai ekosistem tiga kota sebagai penggerak ekonoki masa depan di Negara Indonesia. Yakni, pertama Kota Samarinda sebagai jantung pusat daerah Kalimantan Timur dengan sektor energi yang diremajakan, Kota Balikpapan sebagai otot simpul hilir migas dan logistik Kalimantan Timur, dan Ibu Kota Negara sebagai pusat saraf inti pemerintah dan pusat inovasi hijau. Kalimantan Timur sendiri, sebagai paru-paru pertanian hulu dan pusat wisata alam. (vin/hjr)

Read more...

Sehat Bersama RSUD Dungus Hadir di Suncity Mall Madiun

Program Sehat Bersama RSUD Dungus hadir di Atrium Utama Suncity Mall Madiun, Jawa Timur, pada Minggu, 4 Agustus 2024.

Pameran kesehatan RSUD Dungus itu melayani deteksi dini tumbuh kembang anak dan pemeriksaan kesehatan.
Untuk deteksi dini tumbuh kembang anak, RSUD Dungus menghadirkan Dokter Spesialis Anak, dr. Rasio Putra Hutama; Terapis Wicara, Rahma Widyastuti, A.Md. Kes.; dan Okupasi Terapis, Arifin Nur Kholis, A.Md.

Sementara untuk pemeriksaan kesehatan, RSUD Dungus menghadirkan Dokter Spesialis THT, dr. Drean Ferrys Widhiono, SP.THT.B.K.L. dan dua dokter umum yakni dr. Prila Dwi Wahyuningtyas dan dr Nabilah Ghaisani.

Ratusan orang telah memanfaatkan layanan gratis yang buka dari pukul 10.00 hingga 18.00 WIB itu.

Program Sehat Bersama RSUD Dungus merupakan salah satu komitmen RSUD Dungus untuk mewujudkan kesehatan masyarakat sesuai dengan moto RSUD Dungus yakni Senyummu Harapanku, Sembuhmu Tujuanku.

Read more...

Linimasa Persiapan Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 1945

Kemerdekaan bagi suatu negara adalah gambaran kedaulatan bangsa yang sudah lepas dari belenggu penjajahan, begitu pula bagi Bangsa Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan kunci pembuka hubungan diplomasi dengan negara lain, dan tanda Indonesia adalah negara berdaulat.

Sebagai warga negara Indonesia, ada linimasa persiapan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tahun 1945 yang perlu diketahui. 

Jika ditarik lagi ke linimasa pada tahun 1945, persiapan Proklamasi Kemerdekaan RI berawal dari 1 Maret, Jenderal Kumakici Harada mengumumkan akan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam Bahasa Jepang BPUPKI dikenal dengan istilah Dokuritus Junbi Co Sakai, yang merupakan sebuah badan yang dibentuk pemerintahan angkatan darat XVI Jepang di Jawa. 

Pembentukan ini sebagai implementasi janji Koiso dan menghadapi kondisi kritis, Pemerintah Pendudukan Jepang di Jawa (Gunseikan). Badan ini beranggotakan 67 orang dengan tugas utama mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 

Susunan Pengurus BPUPKI terdiri dari badan perundingan dan kantor tata usaha. Struktur badan perundingan terdiri dari seorang Kaico (ketua), dua orang Fuku Kaico (Ketua Muda), 60 orang anggota, termasuk 4 orang dari golongan Cina, 1orang dari golongan Arab dan 1 orang peranakan Belanda. Anggota istimewa (Tokubetsu Iin) BPUPKI sebanyak 8 orang. Anggota BPUPKI dilantik oleh Letnan Jenderal Yuichiro Nagano yang menggantikan Kumakichi Harada pada 26 April 1945.

BPUPKI ini akhirnya terbentuk pada 29 April 1945 melalui Maklumat Gunseikan. Pembentukan ini adalah langkah konkrit pelaksanaan Janji Kemerdekaan terhadap Indonesia. 

Pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, sidang pertama BPUPKI yang dipimpin oleh dr. Radjiman Wediodiningrat sebagai ketua BPUPKI diadakan. Awal pembukaan Sidang pertama BPUPKI dilakukan pengibaran bendera Hinomaru oleh AK Pringgodigdoo dan pengibaran Bendera Merah putih oleh Toyohiko Masuda.

Peristiwa ini membangkitkan semangat para anggota BPUPKI untuk segera menyelesaikan persiapan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI mulai mengadakan sidang pertama menjawab pertanyaan ketua sidang dr. Radjiman tentang dasar bagi Negara Indonesia yang akan merdeka nantinya.

Salah satu yang berpidato adalah Ki Bagus Hadikusumo yang mengajukan Islam sebagai dasar Negara. Soekarno, pada 1 Juni 1945 mengusulkan dasar negara dalam 3 istilah: Pancasila , Trisila dan Ekasila.

Lalu, menyikapi hasil sidang pertama, BPUPKI membentuk panitia kecil di bawah pimpinan Ir. Soekarno dengan anggota Drs. Moh. Hatta, Soetardjo Kartohadikusmo, Wachid Hasjim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Moh.Yamin, dan A.A. Maramis. Panitia Kecil ini bertugas menampung usul dan konsep para anggota BPUPKI. Mereka mengadakan rapat dengan 38 anggota BPUPKI yang juga anggota Chuo Sangiin. 

Rapat ini membentuk panitia kecil lainnya yang dikenal dengan sebutan panitia 9. Panitia menyusun rumusan Dasar Negara berdasarkan pemandangan umum. Hasil sidang dikenal sebagai Piagam Jakarta atau Gentlemen Agreement pada 22 Juni 1945.

Masa sidang kedua BPUPKI berlangsung dari 10 sampai dengan 17 Juli 1945, di sidang kedua BPUPKI membahas wilayah Negara, rancangan UUD, pembentukan panitia perancang UUD. 

Pada 7 Agustus 1945, pemerintahan Tokyo memberikan ijin pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Untuk pembentukannya Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam) memanggil 3 tokoh Nasional Indonesia, yakni ketua BPUPKI dr Radjiman, Ketua PPKI Ir Soekarno dan Wakil Ketua PPKI Drs. Moh. Hatta. 

Pada tanggal 9 Agustus 1945, tiga anggota PPKI, Ir. Soekarno, Drs. M Hatta dan dr. Radjiman Wedyodiningrat datang ke Markas Besar Tentara Jepang Wilayah Selatan di Dalat, Vietnam menemui Panglima Wilayah Selatan, Jenderal Besar Terauchi Hisaichi. 

Dalam perjalanan tersebut rombongan menginap semalam di Singapura. Tim melanjutkan perjalanan menuju Dalat dengan terlebih dahulu singgah di Saigon (Ho Chi Minh City) dan bermalam disana. 

Dari Saigon mereka berangkat pagi-pagi sekali menuju Dalat. Dalam pertemuan di Dalat pada 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyampaikan bahwa pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.

Tiga tokoh tersebut, kemudian meninggalkan kota Dalat, Vietnam pada 14 Agustus 1945 dan mengetahui penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945. 

Setibanya di tanah air, mereka dihadapkan pada tuntutan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Muncul perbedaan antara mereka dan Golongan Muda. Perbedaan ini menyebabkan Soekarno dan Hatta diculik oleh golongan muda pemuda ke Rengasdengklok. 

Namun akhirnya mereka mengizinkan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta untuk merapatkan rencana kemerdekaan. Hal ini atas usaha Mr. Ahmad Soebardjo.

16 Agustus 1945 dini hari sekelompok pemuda menjemput Bung Karno dan Bung Hatta untuk dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. 16 Agustus 1945 pukul 17.30, Ahmad Subardjo dan Jusuf Kunto menjemput Bung Karno dan Bung Hatta untuk dibawa kembali ke Jakarta.

Setelah di Jakarta, tokoh pergerakan kemerdekaan memilih Rumah Laksamana Tadashi Maeda untuk menyusun naskah proklamasi atas saran dari Mr. Ahmad Soebardjo. Pemilihan ini mempertimbangkan faktor keamanan bagi perumusan naskah proklamasi.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 02.00 WIB, Soekarno memimpin rapat persiapan kemerdekaan dan perumusan naskah proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta. Hadir dalam rapat tersebut diantaranya adalah Moh. Hatta, Ahmad Soebardjo, Soekarni, B.M. Diah, Sudiro dan Sayuti Melik.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, Soekarno didampingi Hatta membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Pembacaan naskah proklamasi diikuti pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat yang menggantikan Kasman Singodimedjo. 

Pembacaan teks proklamasi dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang menjadi jalan Proklamasi). Pembacaan teks proklamasi dilakukan oleh Ir. Soekarno didampingi oleh Moh.Hatta. 

Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan selesai, kemudian dilanjutkan dengan upacara pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo. 

Linimasa persiapan Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 1945 ini, adalah sejarah yang perlu diketahui masyarakat sebagai warga negara Indonesia. Karena dengan mengingat linimasa Proklamasi Kemerdekaan semangat nasionalis dan jiwa patriotisme akan tetap ada terutama bagi generasi muda sebagai penerus bangsa, untuk Indonesia Emas mendatang di Tahun 2045. (vin/hjr)

Read more...

Makna Logo HUT Kemerdekaan RI dari Tahun ke Tahun

Sejak Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 50 tahun tepatnya di tahun 1995, karena disebut juga tahun emas, maka pemerintah meluncurkan logo khusus. Sehingga sejak itulah setiap tahun, Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia (Kemensetneg RI) merilis tema dan logo HUT RI. Logo HUT RI tersebut, memiliki makna dari tahun ke tahunnya. 

Logo HUT 50 RI adalah logo resmi pertama HUT RI yang pernah dirilis pemerintah Indonesia. Angka 50 menjadi angka sakral pada peringatan menyambut ulang tahun emas Republik Indonesia tahun itu. 

Peringatan Hari Kemerdekaan RI tahun 1995 gegap gempita berkat simbol-simbol perjuangan yang dikombinasikan dengan nilai-nilai kerakyatan ala Orde Baru.Pada titik ini, Presiden RI Soeharto dengan percaya diri memanfaatkan momentum peringatan 50 Tahun Indonesia Merdeka sebagai latar pameran keberhasilan pembangunan Orde Baru yang sudah berlangsung selama hampir tiga dasawarsa.

Lalu, untuk logo HUT RI dari tahun 2005 (HUT ke 60) sampai 2014 (HUT ke 69), sebenarnya memiliki tema yang hampir mirip tiap tahunnya, namun tidak disertakan dalam logo.

Logo HUT RI ke-60 (angka 60 + 1 bendera) memiliki tema 'Dengan Semangat Proklamasi 1945, Kita Perkokoh Persatuan Dan Kebersamaan, Menuju Indonesia yang Aman, Adil, Demokratis dan Sejahtera'. 

Logo HUT RI ke-61 (angka 61 + 2 bendera) memiliki tema 'Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Tingkatkan Rasa Kebangsaan dan Kebersamaan untuk Membangun Indonesia yang Berssatu, Aman, Adil, Demokratis dan Sejahtera'. Logo HUT RI ke-62 (angka 62 + 3 bendera) memiliki tema sama persis dengan tema HUT RI tahun sebelumnya.

Diketahui, jumlah bendera di dalam logo menandakan masa jabatan presiden yang menjabat kala itu (2004-2014). Namun sejak tahun 2015 ada perubahan yang signifikan pada logo HUT Negara Indonesia.

Memiliki tema besar yang jelas, sesuai dengan nama kabinet. Lebih eyecatching, terlihat lebih keren dan simple namun bermakna. Lebih milenial,nkarena memiliki target untuk menarik minat anak muda, maka dikerjakan oleh ahlinya. 

Sejak HUT RI ke-70, atau pada tahun 2015 logo sudah dikerjakan oleh para ahli desainer grafis. Logo HUT RI ke-70, merupakan hasil karya Shafiq Muljanto dan Haryaman Wibowo dari Dentsu Start, dengan tema 'Ayo Kerja'.

Logo HUT RI ke-71, pada tahun itu 2016, merupakan karya Adityayoga, Sekjen Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI), dengan tema 'Indonesia Kerja Nyata'. Konsep logo ini, sebagai bentuk kerja nyata yang berkesinambungan.

Logo HUT RI ke-72, pada tahun 2017, adalah karya Agra Satria, dari Studio Mata. Logo bertema 'Indonesia Kerja Bersama', dengan konsep logo merupakan representasi dari semangat gotong royong untuk membangun Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. 

Logo HUT RI ke-73, pada tahun 2018, merupakan karya Kevin Raozan, dari Blackhand Studio Bandung. Memiliki tema 'Kerja Kita Prestasi Bangsa', dengan konsep logo terinspirasi dari kata 'Kerja' yang berarti adanya pergerakan/ aktif, dan kata 'Energi' yang berarti tenaga atau daya untuk bekerja.

Logo HUT RI Ke-74, pada tahun 2019, merupakan karya Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI), dengan tema 'SDM Unggul Indonesia Maju'. Konsep logo, melambangkan sinergi, kolaborasi, inspirasi, dan semangat bekerja tiada henti untuk membangun negeri.

Logo HUT RI ke-75, atau pada tahun 2020, adalah karya Mas Seto, Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI), dengan tema 'Indonesia Maju'. Konsep logo, terinspirasi dari simbol perisai di dalam lambang Garuda Pancasila. 

Logo ini menggambarkan Indonesia sebagai Negara yang mampu memperkokoh kedaulatan, menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Logo Kemerdekaan RI 75 ini menyimbolkan arti dari kesetaraan dan pertumbuhan ekonomiuntuk rakyat Indonesia dan progres nyata dalam bekerja untuk mempersembahkan hasil yang terbaik kepada semua rakyat Indonesia.

Sedangkan, untuk logo HUT ke-78 Kemerdekaan RI atau tahun 2023 kemarin, merupakan perpaduan angka tujuh yang berwarna merah solid dan angka delapan yang terbentuk dari lima garis berwarna merah serta tema 'Terus Melaju untuk Indonesia Maju'.

Logo yang dirancang oleh Katarina Monica dari Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) tersebut dipilih langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ada tujuh makna di logo tersebut, yakni semangat estafet, terus melaju, tanggung jawab bersama atau aksi kolektif, berlandaskan Pancasila, gotong royong, bergerak maju, dan menuju Indonesia maju. (vin/hjr)

Read more...

Cara Benar Penulisan Ucapan Dirgahayu

Untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia (RI), ada tata cara penggunaan kata 'Dirgahayu' yang tepat dan benar. Tata cara tersebut, baik digunakan dalam penulisan maupun pengucapan.

Kata Dirgahayu, merupakan kata sifat yang artinya berumur panjang. Penggunaan pada umur ke-79, diletakkan di awal sebelum nama negara, sebab jika salah penafsirannya berbeda.

Contohnya, HUT RI ke-79 (dianggap salah) sebab akan menimbulkan penafsiran bahwa yang sedang berulang tahun adalah RI ke-79, sementar negara kita hanya ada satu.

Karena ucapan yang benar tidak hanya menunjukkan rasa hormat, tetapi juga kebanggaan terhadap negeri ini. Maka, tata cara pengucapan dan penulisan Dirgahayu yang benar adalah sebagai berikut :

1. Dirgahayu HUT RI (salah), yang benar adalah, Dirgahayu Republik Indonesia.

2. Dirgahayu RI ke-79 (salah), yang benar adalah Dirgahayu RI.

3. Dirgahayu Kemerdekaan kita ke-79 (salah), yang benar adalah Dirgahayu Kemerdekaan Indonesia.

4. Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke -79 (salah), yang benar adalah Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.

5. Ulang Tahun Republik Indonesia ke-79 (salah), yang benar adalah Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.

6. Peringatan Ulang Tahun RI ke-79 (salah), yang benar adalah Peringatan Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.

7. Selamat Hari Ulang Tahun RI ke-79 (salah), yang benar adalah, Selamat Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia.

8. H.U.T.R.I ke-79 (salah), yang benar adalah HUT ke-79 RI. (vin/hjr)

Read more...

Makna Mendalam Tema dan Logo HUT ke-79 RI

Bersamaan menyambut Ibu Kota baru, Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia (RI) tahun 2024, mengangkat tema 'Nusantara Baru Indonesia Maju', untuk membutuhkan semangat baru yang besar dengan persatuan dan kesetaraan mencapai segala tujuan.

HUT Kemerdekaan ke-79 RI, Indonesia mengalami sebuah loncatan besar karena mengalami tiga transisi penting, yaitu menyongsong Ibu Kota baru, pergantian pemimpin, serta Indonesia Emas 2045. Berdasarkan sumber pedoman Identitas Visual HUT ke-79 Kemerdekaan RI, Panitia Nasional yang dikoordinir oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemenstneg) memerlukan identitas tunggal  sebagai identitas nasional yang mendukung semua kegiatan.

Identitas tunggal ini nanti akan ditetapkan sebagai pedoman penggunaan di berbagai format medium dan akan disebarluaskan ke seluruh pihak, sebagai standar baku pemakaian identitas yang dapat diunduh di website Kementerian Sekretariat Negara. Desain logo yang terpilih merupakan karya anggota Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) asal Surabaya, Jawa Timur, Inggrid Wenas. Desain tersebut dibuat sesuai tema 'Nusantara Baru, Indonesia Maju'. Ia dan tim terinspirasi dari Indonesia sebagai negara kepulauan yang indah, dengan alam yang elok.

Filosofi logo, dirumuskan dengan gambaran besar identitas visual HUT ke-79 Kemerdekaan RI, yaitu Indonesia membutuhkan semangat baru yang besar dengan persatuan dan kesetaraan untuk mencapai segala tujuan. Dalam perjuangan yang baru ini, negara tetap berprinsip pada nilai-nilai luhur dengan memperhatikan kodrat alam dan budaya. Kata kunci dalam filosofi logo adalah nusantara, transisi, adaptif, kesetaraan, alam dan budaya.

Identitas visual HUT ke-79 Kemerdekaan RI menggambarkan karakter yang mengalir, saling terhubung dan luwes menyiratkan rasa ramah dan dekat dengan masyarakat, serta terdiri dari bagian yang repetitif dan terstruktur yang menambah sifat kokoh dan seimbang, mencerminkan sikap profesional dalam bekerja membangun negara. Karakter visual dalam logo, memiliki tiga poin utama yakni luwes dan adaptif, berkaitan, serta kokoh dan seimbang.

Luwes dalam konteks visual bersifat adaptif yang berarti dapat mengikuti lingkungan sekitar dan menyerupai likuid. Hal ini mencerminkan pembangunan Indonesia yang beradaptasi dengan alam dan mempertahankan sumber daya yang ada. Karakter visual kedua adalah berkaitan, yang bermakna sifat persatuan dan gotong royong menjadi latar belakang adanya elemen visual yang digambarkan berkaitan, saling mengisi satu sama lain. Indonesia terdiri dari berbagai adat yang berbeda, namun hal tersebut tidak menyurutkan sifat persatuan, melainkan semakin mengisi kekosongan, saling melengkapi satu dengan yang lain.

Sedangkan poin ketiga adalah kokoh dan seimbang, walaupun bersifat adaptif, negara tetap memiliki pondasi yang kokoh dan pertahanan yang kuat. Karena diperlukan adanya keseimbangan antara segala bidang dalam kabinet untuk menjalankan visi dan misi Indonesia di masa depan.

Konsep visual logo, dibagi menjadi tujuh poin konsep. Yakni, negara kepulauan, lambang negara, pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan, ekonomi hijau, persatuan dan harapan, serta kesetaraan. Konsep pertama, angka 79 dibentuk dari beberapa bagian yang merupakan satu kesatuan dan berkaitan, menggambarkan Indonesia sebagai negara kepulauan. Kedua, lambang negara ujung angka 7 menyerupai paruh Garuda, lambang negara yang berisi salah satu pilar kebangsaan yaitu Pancasila, serta melambangkan kekuatan negara.

Konsep ketiga, pertumbuhan ekonomi, angka 7 yang menyerupai panah ke kanan atas merupakan simbol harapan Indonesia untuk meningkatkan investasi dan ekspor untuk memenuhi misi indonesia dalam menggerakkan ekonomi. Konsep keempat, keberlanjutan, arah lengkungan dari segala arah yang saling terhubung satu sama lain, menyimbolkan prinsip pembangunan negara yang berkelanjutan. Konsep kelima, ekonomi hijau, bentuk dahan dan daun dari angka 9 merupakan prinsip pembangunan negara yang berlandaskan ekonomi hijau, bersinergi dengan alam dan selalu memperhatikan akar budaya dan identitas.

Konsep keenam, persatuan dan harapan, kaki angka 7 dan 9 terbuat dari bentuk yang sama, membentuk 2 tangan yang menyatu sebagai simbol persatuan masyarakat Indonesia walaupun memiliki pendapat yang berbeda-beda. Dan terakhir, konsep ketujuh, kesetaraan, dua gelombang dengan arah yang sama di atas dan di bawah merepresentasikan tujuan Indonesia untuk desentralisasi dan memeratakan pembangunan demi mencapai kesetaraan. (vin/hjr) 


Read more...

Cara Benar Memasang Bendera Merah Putih

Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 yang jatuh pada 17 Agustus segera dirayakan masyarakat Indonesia. Untuk itu, pemerintah mengatur memasang bendera merah putih di setiap rumah, maupun lingkungan masyarakat.

Imbauan pemasangan bendera, telah ditentukan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Dalam Pasal 4 UU, dijelaskan, bahwa ketentuan bendera Merah Putih adalah berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 dari panjang. Serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih, yang kedua bagiannya memiliki ukuran yang sama. Bendera Merah Putih juga harus dibuat dari kain yang warnanya tidak luntur.

Dalam aturan disebutkan, Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh warga negara.

Dalam UU tersebut, juga disebutkan Bndera negara yang dimaksud dibuat dengan ketentuan ukuran, 200 cm × 300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan, 120 cm × 180 cm untuk penggunaan di lapangan umum, 100 cm × 150 cm untuk penggunaan di ruangan.

36 cm x 54 cm untuk penggunaan di mobil Presiden dan Wakil Presiden, 30 cm × 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara, 20 cm × 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum, 100 cm × 150 cm untuk penggunaan di kapal, 100 cm × 150 cm untuk penggunaan di kereta api, 30 cm × 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara, 10 cm × 15 cm untuk penggunaan di meja.

Tak hanya dalam undang-undang, imbauan memasang bendera juga diatur dalam Surat Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) nomor B- 04 /M/S/TU.00.0310712024, disampaikan bahwa Tema Peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan Rl Tahun 2024 adalah "Nusantara Baru lndonesia Maju".

Tema, logo, dan panduan identitas visual Peringatan HUT Ke-79 Kemerdekaan Rl Tahun 2024 dapat d-iunduh pada situs resmi Kementerian sekretariat Negara https://www.setneg.go.id .

Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka menyemarakkan peringatan. HUT Ke-79 Kemerdekaan Rl Tahun 2024, kami mengajak BapaUlbu untuk dapat turut-serta berpartisipasi dengan melaksanakan hal-hal antara lain sebagai berikut:

  1. Memasang dekorasi, umbul-umbul, poster, spanduk, baliho atau hiasan lainnya, di lingkungan secara serentak pada kesempatan pertama. Penggunaan logo HUT Ke-79 Kemerdekaan Rl Tahun 2024 dan desain turunannya agar mLrujuk pada pedoman yang dapat diunduh pada situs resmi Kementerian Sekretariai Negara https //www.setneg. go.id. 
  2. Mengimplementasikan secara maksimal logo dan desain turunan HUT Ke-79 Kemerdekaan Rl Tahun 2024 ke dalam berbagai bentuk media, antara lain desain/tampilan situs/media sosial, tayangan pada m-edia televisi dan daring, dekorasi bangunan, dekorasi kendaraan/alat transportasi umum dan dinas, produk/suv6nir, media publikasi cetak, elektronik, dan lain-lain, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.
  3. Mengibarkan Bendera Merah Putih secara serentak di lingkungan masing-masing mulai tanggal 1 s.d. 31 Agustus 2024.
  4. Menyelenggarakan program dan kegiatan, baik secara daring maupun luring untuk menyemarakkan Bulan Kemerdekaan.
  5. Pada tanggal 17 Agustus 2024 pukul 10.17 s.d. 10.20 WlB, selama 3 menit, menghentikan semua kegiatan. Berdiri tegap saat Lagu Kebangsaan lndonesia Raya dikumandangkan secara serentak di berbagai lokasi dan daerah, untuk menghormati peringatan Detik-Detik Proklamasi. Pengecualian menghentikan aktivitas sejenak berlaku bagi setiap orang dengan aktivitas yang berpotensi membahayakan diri dan orang lain apabila dihentikan.
  6. Untuk mendukung pelaksanaan pada angka 5 di atas, jajaran TNI dan Polri, serta kantor-kantor instansi pemerintah maupun swasta agar memperdengarkan sirine atau suara penanda lainnya sebelum Lagu Kebangsaan lndonesia Raya dikumandangkan. (vin/hjr)


Read more...

RSUD Dungus Ajak Siswa SMKN 3 Madiun Terapkan Pola Hidup Sehat


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dungus menggelar Penyuluhan Pola Hidup Sehat di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 3 Madiun, Jawa Timur, pada Kamis, 1 Agustus 2024.

Sebanyak 103 siswa mendapat materi pola hidup sehat dari Kepala Seksi UKM dan Litbang RSUD Dungus, Lilik Rosidah, SKM., M.Kes dan materi kesehatan mental bagi siswa-siswi dari Psikolog Klinis RSUD Dungus, Zulfany Safira Nabila, M.Psi, Psikolog.

Saat materi pertama, Lilik menjelaskan permasalahan pada remaja yang berdampak pada kesehatan. Seperti perubahan fisik, percintaan dan aktifitas seksual, kecanduan gawai, hingga rokok, alkohol, dan NAPZA (narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya).

Tak lupa, Lilik menjelaskan apa itu pola hidup sehat. “Pola hidup sehat merupakan cara hidup yang mengutamakan kesehatan dengan menjaga pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan minum alkohol,” jelasnya.

Mengapa remaja perlu menjaga pola hidup sehat? “Karena perubahan fisik, kecukupan gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan,” terangnya.

Lilik juga membagikan gaya hidup sehat secara fisik, yakni makan makanan bernutrisi, olahraga teratur, konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri, pertahankan berat badan ideal, tidur yang cukup, batasi penggunaan gawai, tidak mendengarkan musik terlalu keras, juga tidak merokok dan konsumsi alkohol.

Sementara Zulfany menjelaskan ciri sehat mental, kesehatan mental bagi siswa, faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, kapan kesehatan mental terganggu, hingga tips agar sehat mental.

Usai penyuluhan, acara dilanjutkan dengan pemeriksaan nikotin pada para siswa dan pemeriksaan hemoglobin (HB) pada para siswi.

Kepala SMKN 3 Madiun, Sunardi, S.Pd, M.Pd mengucapkan terima kasih kepada RSUD Dungus yang telah memberikan ilmu kesehatan kepada siswa-siswi SMKN 3 Madiun. “Kami yakin bahwa ilmu itu sangat berguna bagi anak kami. Oleh karena itu kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini di kemudian hari,” ucapnya.

Perlu diketahui, Penyuluhan Pola Hidup Sehat di SMKN 3 Madiun akan digelar sebanyak tujuh kali, yakni pada 1 dan 8 Agustus 2024; 4, 12, dan 19 September 2024; juga 6 dan 19 November 2024. Dengan total sasaran 700 siswa dari berbagai kelas.

Read more...

RSUD Dungus Melayani Konsultasi Psikologis Hingga Konseling Usaha Bebas Merokok


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dungus mempunyai beragam klinik dan layanan. Salah satunya adalah Klinik Psikologi yang buka setiap Selasa, Rabu, Kamis, jam 08.30-14.30 WIB. Psikolog Klinis yang praktek di Klinik Psikologi RSUD Dungus adalah Zulfany Safira N, M.Psi., Psikolog.

Fany, sapaan akrabnya, melayani mulai dari konsultasi psikologis, konseling, psikoterapi, psikoedukasi, psikotes, tes bakat minat, tes intelegensi, tes kesiapan sekolah, tes kesehatan mental, tes kepribadian, hingga konseling usaha bebas merokok.

“Untuk konseling, kami melayani konseling individu, pasangan, kelompok, juga komunitas,” jelas Fany, pada Rabu, 31 Juli 2024.

Sementara konseling usaha bebas merokok, kata Fany, diharapkan dapat menjadi solusi bagi mereka yang ingin menghentikan kebiasaan merokok.

Fany menjelaskan, layanan psikolog klinis cocok untuk seseorang yang sedang merasa tertekan atau memiliki permasalahan yang tidak bisa diceritakan ke orang lain dan membutuhkan teman profesional untuk bercerita.

“Layanan psikolog klinis juga melayani kasus usia anak dan remaja. Dalam kasus anak seperti pelatihan komunikasi asertif untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi, mencegah bullying ataupun permasalahan di sekolah lainnya," jelasnya.

Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi Klinik Psikologi RSUD Dungus di Jalan Raya Dungus, Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, atau menghubungi 0813-3367-6550.

Read more...

Mengapa Kesehatan Mental itu Penting?


“Kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial individu. Jika kesehatan mental terganggu, maka kehidupannya pun sulit untuk seimbang,” begitu penjelasan Psikolog Klinis RSUD Dungus, Zulfany Safira Nabila, M.Psi., Psikolog, saat menjadi narasumber dalam Penyuluhan Pentingnya Kesehatan Mental, di ruang tunggu Instalasi Rawat Jalan RSUD Dungus, pada Selasa, 30 Juli 2024.

Di hadapan puluhan pasien dan keluarga pasien, Fany psikolog, sapaan akrabnya, menjelaskan ciri sehat mental, yakni mampu mengelola stres, menjalin hubungan yang sehat, beradaptasi dengan perubahan kehidupan, serta merasakan, memahami, dan mengatasi emosi.

Menurut pemaparan Fany, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental adalah genetik, pengalaman traumatis, stres dan tekanan hidup, isolasi sosial, ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, dan masih banyak lagi faktor lainnya.

Kapan kesehatan mental mulai terganggu? “Saat seseorang merasa ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan, perasaan bersalah yang menghantui, perubahan mood atau suasana hati yang drastis, tampak menarik diri dari teman dan lingkungan sosial, dan saat kelelahan yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur,” jelas Fany.

Kata Fany, upaya atau cara untuk meningkatkan kesehatan mental adalah dengan menjaga pola makan, meditasi, olahraga dan menjaga kesehatan fisik, datang ke profesional, menghindari kebiasaan buruk, memperkuat dukungan sosial, tidur yang cukup, mengembangkan keterampilan, serta mengurangi stres.

Yang tak kalah penting, kata Fany, adalah peran dukungan sosial karena memiliki support system yang kuat dapat memberikan dorongan, harapan, dan rasa pemberdayaan. “Bahkan dapat membantu mencegah atau mengurangi efek penyakit mental,” pungkasnya.

Read more...