Cara Mencegah Anemia pada Remaja Putri

Cara Mencegah Anemia pada Remaja Putri

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dungus kembali melakukan penyuluhan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di SMKN 3 Madiun, Jawa Timur.

Salah satu materi yang diberikan adalah cara mencegah anemia pada remaja putri. Materi itu disampaikan oleh Penyuluh Kesehatan Masyarakat Terampil RSUD Dungus, Luthfiana Mayang Andraini, A.Md.AK.

“Anemia merupakan kondisi di mana tubuh mengalami penurunan atau sel darah merah berada di bawah kisaran normal. Hal itu terjadi akibat kurangnya hemoglobin (Hb) atau protein kaya zat besi sehingga mempengaruhi sel darah merah,”jelas wanita yang akrab disapa Mayang itu, pada Kamis, 12 September 2024.

Mayang (tengah) bersama siswa-siswi SMKN 3 Madiun.

Mayang juga menjelaskan tanda-tanda anemia. “Apakah kamu merasa lemah, letih, lesu, lunglai, dan lemas? Lalu pucat pada telapak tangan, wajah, dan gusi? Serta sesak nafas, pusing, dan ngantuk? Kemudian mata berkunang-kunang? Apabila kamu merasa mengalami hal tersebut, kamu harus berhati-hati, karena itu adalah tanda dan gejala dari anemia,” bebernya.

Jika mempunyai tanda-tanda di atas, Mayang menyarankan untuk segera cek kadar Hb di puskesmas terdekat.

Tambah Mayang, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32 persen. Artinya, tiga dari 10 remaja menderita anemia.

“Remaja putri merupakan kelompok yang rentan terkena anemia karena mereka menstruasi setiap bulan. Menstruasi menyebabkan remaja putri kehilangan banyak darah, sehingga membutuhkan zat besi tiga kali lebih banyak dari laki-laki,” terangnya.

Selain itu, diet ketat juga menjadi penyebab anemia. Remaja putri seringkali menjaga penampilan dan keinginan untuk tetap langsing. Sementara diet yang dilakukan tidak memperhatikan asupan zat besi, sehingga asupan gizi yang masuk kurang dari seharusnya.

Tak lupa, Mayang membeberkan dampak anemia pada remaja.

Pertama, mengalami gangguan fungsi kognitif. Sebuah penelitian menyebutkan dari 50 orang yang terkena anemia, 26 di antaranya mengalami kemampuan kognitif yang buruk.

Kedua, remaja putri akan beranjak dewasa, menikah, hamil, dan melahirkan. “Remaja putri dengan anemia, beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting,” terangnya.

Ketiga, daya konsentrasi menurun karena Hb tidak bisa berfungsi dengan baik, Hb tidak bisa membawa oksigen ke otak, akibatnya akan mengalami gejala pusing dan mengantuk. “Penderita jadi tidak produktif akibat anemia,” ucapnya.

Cara mencegah anemia pada remaja adalah meningkatkan konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama sumber hewani yang mudah diserap, seperti ayam, telur, ikan, dan daging.

“Lalu makan sayur dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C. Contohnya daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, dan nanas,” sebutnya.

“Juga menghindari makanan yang menghambat zat besi. Seperti mengonsumsi teh dan kopi setelah makan, karena mengandung tanin dan kafein,” imbuhnya.

Terakhir, mengonsumsi tablet tambah darah sesuai petunjuk yang benar.

Selain materi cara mencegah anemia, Mayang juga memberikan materi PHBS dan bahaya merokok kepada 53 siswa dan 47 siswi SMKN 3 Madiun. Sementara materi kesehatan mental dipaparkan oleh Psikolog Klinis RSUD Dungus, Zulfany Safira N, M.Psi.,Psikolog.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *