Monthly Archives - March 2021

Pelatihan Service Excelen Bagi Frontliner RSUD Dungus

Saat ini rumah sakit berada dalam iklim persaingan yang sangat ketat. Masyarakat sebagai pelanggan berada dalam posisi yang lebih kuat karena semakin banyak pilihan rumah sakit yang dapat melayaninya. Pada saat yang bersamaan, masyarakat juga semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan. Dalam kondisi seperti ini, agar tetap dapat eksis dalam melayani pelanggannya, maka rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu aspeknya adalah kemauan dan kemampuan dalam memberikan pelayanan yang prima. Oleh karena itu diperlukan paradigma dan sikap mental yang berorientasi melayani serta pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam melaksanakan pelayanan prima. Di samping itu, meningkatkan mutu pelayanannya melalui penciptaan dan penerapan standar pelayanan rumah sakit menjadi bagian penting dalam akreditasi, pelayanan yang prima yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan customer sangat dibutuhkan. Kemampuan front linerdalam memberikan pelayanan terhadap customer sangat menentukan terhadap keberhasilan akreditasi rumah sakit. Karena penting front liner bagi sebuah rumah sakit, RSUD Dungus melenggarakan Pelatihan Service Excellence bagi Frontliner di Rumah Sakit .

Read more...

Pencegahan Penyakit TBC

Agar orang yang sehat tidak tertular penyakit TBC, ada dua jalan, yaitu tindakan dari orang yang sehat dan tindakan dari penderita TBC itu sendiri. Usahakanlah penderita TBC tidak membuang ludah, batuk dan bersin di sembarang tempat. Ada baiknya dilakukan di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Jadi, seperti yang dikatakan di atas, kamar penderita TBC harus mendapatkan sinar matahari langsung. Sinar matahari akan membunuh bakteri-bakteri TBC yang tersebar.

Ada baiknya bagi seorang yang sehat menghindari kontak bicara pada jarak yang dekat dengan penderita TBC. Atau Anda bisa menggunakan masker, namun hal ini masih tetap rentan. Bila penderita TBC batuk atau bersin, sebaiknya orang yang sehat menutup mulut. Satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu arah angin. Jangan sampai angin berhembus mengarah ke orang yang sehat setelah sebelumnya melalui orang yang menderita TBC. Bukan mencegah arah anginnya, namun kita yang harus menghindari angin tersebut yang bisa merupakan angin karena alam atau angin karena kipas angin dll. Ingat, bakteri TBC bisa terbawa oleh angin.

Jemur tempat tidur penderita TBC di panas matahari langsung, ini untuk menghindari hidupnya bakteri di tempat tidur tersebut. Pada bayi, jangan pernah melewatkan imunisasi BCG, ini penting untuk mencegah dari terserangnya penyakit TBC di kemudian hari.

Dari semua hal-hal diatas, daya tahan tubuh orang yang sehat sangat berperan dalam mencegah penularan TBC. Karena rasanya sulit untuk menghindari terhirupnya bakteri TBC di saat tinggal serumah dengan penderita TBC. Bila seseorang itu memiliki daya tahan tubuh yang kuat, walaupun bakteri TBC masuk, sistem pertahanan tubuhnya akan memusnahkannya. Apa saja yang harus dilakukan untuk memiliki daya tahan tubuh yang kuat ini? Tidak lain adalah rajin berolahraga, konsumsi cukup makanan yang seimbang, terapkan pola hidup sehat seperti tidur yang cukup dan tidak merokok
sumber medkes.com

Read more...

Pengobatan TBC

digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu obat primer dan sekunder. Obat primer untuk TBC adalah isoniazid (INH), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, dan Pirazinamid. Sebagian besar penderita TBC sembuh dengan obat-obat ini. Selain itu ada juga obat sekunder untuk TBC yaitu Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin. Penggunaan obat-obat primer dan sekunder tergantung dari tingkat keparahan TBC yang diderita.

Biasanya penderita TBC dapat sembuh total selama kurang lebih enam bulan dengan mengonsumsi obat-obatan primer setiap hari. Butuh biaya besar untuk mengonsumsi obat-obatan ini setiap hari selama enam bulan ? betul. Namun pemerintah Indonesia sudah menyediakan obat-obatan ini di tiap-tiap Puskesmas dalam kemasan yang eksklusif dan GRATIS.

Pembedahan

Jaringan-jaringan paru-paru yang sudah parah kerusakannya harus dikeluarkan dengan pembedahan (jika memungkinkan). Namun sayang, tidak semua penderita TBC memiliki ketahanan untuk dibedah, karena umumnya kondisi mereka sudah lemah. Kesembuhan akan terjadi lebih cepat bila jaringan-jaringan rusak tersebut dikeluarkan dari tubuh. Dalam keadaan yang sudah parah, kombinasi obat-obatan dan pembedahan masih menjadi cara terbaik. Seperti halnya saran-saran untuk penyakit paru-paru lain, penderita TBC hendaknya jangan merokok.
sumber http://www.medkes.com

Read more...

Penyebab TBC

Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis, sejenis bakteri kecil berbentuk tongkat. Begitu kecilnya mereka sehingga ribuan dari bakteri ini dapat hidup bersama di tempat yang hanya seluas ujung jarum. Bakteri-bakteri kecil dan ulet ini dilindungi oleh selaput lilin yang melindunginya dari sistem pertahanan tubuh manusia yang mau membinasakannya.

TBC dapat menyerang bagian tubuh manapun, namun yang paling sering adalah pada paru-paru. Bakteri-bakteri ini dapat hidup selama berbulan-bulan lamanya di tempat yang sejuk dan gelap, terutama jika tempat tersebut lembab. Malah yang lebih buruk lagi, bakteri-bakteri itu dapat bertahan hidup di tempat yang kering cukup lama, namun mereka akan mati bila terkena cahaya matahari atau panas.

Bakteri-bakteri TBC ini menyebar dari satu penderita TBC ke orang lain melalui batuk dan bersin, dan akhirnya akan terbawa oleh butir-butir debu atau titik-titik air yang beterbangan di udara. Satu kali saja seorang TBC batuk, maka ia telah menyebarkan ribuan bakteri TBC ke udara sehingga orang lain yang menghirup udara ini berkemungkinan akan terjangkiti juga. Bukan hanya pernapasan dari mulut dan ciuman yang menyebarkan penyakit ini, namun penggunaan alat makan bahkan pakaian yang sama sejak dulu telah menjadi media penyebaran penyakit ini.

Bila bakteri TBC telah masuk ke paru-paru, pertempuran sengit antara sistem pertahanan tubuh dan bakteri TBC segera terjadi. Sel-sel darah putih akan segera mengepung bakteri-bakteri itu, dan menelannya. Namun, karena bakteri TBC terlindungi oleh lapisan lilin, kebanyakan dari bakteri-bakteri itu akan tetap hidup. Lalu sel-sel darah putih yang lebih besar masuk, dan mendirikan suatu "tembok pertahanan" untuk melawan penyerang-penyerang itu. Inilah yang mengakibatkan munculnya tuberkel atau benjolan kecil.

Di dalam tuberkel itu, bakteri TBC mungkin akan hidup berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun lamanya. Bisa jadi benjolan itu akan lenyap, dan menimbulkan sebuah lubang. Kumpulan jaringan parut yang cukup besar mungkin akan terbentuk di sekeliling bagian-bagian ini. Ini akan menghalangi aliran darah dan mengganggu fungsi paru-paru. Kalsium dan kapur mungkin juga menumpuk di dalam jaringan -jaringan ini dan juga di dalam kelenjar limfe disekitarnya sehingga membuat organ-organ itu tidak berfungsi lagi.

Berapa lama pasien seperti itu akan hidup? Ini tergantung dari ketahanan tubuhnya sendiri. Jika daya tahan tubuhnya tinggi, dan bakteri yang menyerang tidak terlalu banyak, ia mungkin akan sembuh dengan cepat. Namun jika daya tahannya rendah karena kurangnya mengonsumsi makanan sehat, bekerja terlalu keras atau karena kebiasaan hidup yang tidak teratur, maka ia akan kalah di pertempuran itu. Hal ini lebih sering terjadi jika seseorang itu hidup dalam lingkungan yang tidak sehat dan banyak berhubungan dengan orang-orang yang menderita TBC.

Makanan dan air yang sudah terkena kotoran mungkin juga menjadi penyebab menyebarnya bakteri TBC. Orang-orang yang meminum susu segar yang belum dimasak bisa jadi juga akan menanggung risiko ini, karena bisa saja ada bakteri TBC di dalamnya. Sekali saja bakteri-bakteri TBC ini menemukan tempat hidup di dalam tubuh, maka akan sukar sekali untuk dikeluarkan. Oleh karena itu, penyakit ini harus dicegah sedapat mungkin.
Sumber : http://www.medkes.com

Read more...

Apa Itu TB ( TUBERCULOSIS )

TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah penyakit keturunan, dan TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, lengkap dan teratur.

Penyakit ini dapat menyerang bukan saja pada dewasa, anak-anak bahkan bayi tergolong rentang terhadap penyakit ini sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, kualitas gizi yang buruk, dan orang dewasa penderita TB sebagai sumber penular merupakan salah satu penyebab anak-anak rentan terhadap infeksi TB.

Berdasarkan organ yang terserang. TB dapat dibedakan menjadi :

1. TB Paru, umumnya lebih banyak dijumpai.
2. TB Ekstra Paru, khususnya TB kelenjar getah bening sering dijumpai, yang paling sering terinfeksi adalah kelenjar getah bening di daerah leher, ketiak maupun lipatan paha.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia termasuk peringkat ketiga setelah India dan China dalam jumlah penderita diantara 22 negara dengan masalah TB terbesar di dunia.

BAGAIMANA PENULARAN TB

Penderita TB dapat menularkan penyakitnya pada saat bersin atau batuk, bakterj tersebar ke udara melalui percikan dahak dan dapat bertahan di udara pada suhu kamar dalam beberapa jam. Individu di sekitar dapat terinfeksi apabila dahak yang emngandung bakteri tersebut terhirup dalam saluran pernafasan.

Umumnya bakteri ini menyerang organ paru-paru dan sebagian kecil pada organ tubuh lainnya. Bakteri ni di paru-paru berkembang biak membentuk kelompok sehingga jaringan paru-paru mengalami peradangan. Dari hasil pemeriksaan rogent thorax, akan terlihat sebagai bercak-barcak putih.

APA SAJA GEJALA KLINIS TB

Gejala klinis TB adalah :

-Batuk berdahak + / - 3 minggu atau lebih (tidak sembuh setelah pengobatan penyebab batuk lainnya),
-Batuk darah atau pernah batuk darah,
-Demam lama atau berulang tanpa sebab jelas,
-Sesak napas dan nyeri dada,
-Berat badan terus turun tanpa sebab jelas dan tidak naik meski sudah mengkonsumsi gizi yang baik, .
-Rasa kurang enak badan,
-Berkeringat malam walau tanpa kegiatan,
-Pembesaran kelenjar limfe (seringkali didaerah leher, ketiak, lipatan paha).

BAGAIMANA MENDIAGNOSA TB

Untuk mendiagnosa TB harus dilakukan pemeriksaan dahak dengan miskroskop. seorang dipastikan menderita TB bila dalam dahaknya terdapat kuman TB.
Dahak yang diambil adalah dahak sewaktu-Pagi-Sewaktu :
1. Pada waktu datang pertama kali untuk periksa ke unit pelayanan kesehatan, disebut daha,k 5ewaktu pertama (S),
2. Dahak diambil pada pagi hari berikutnya segera setelah bangun tidur, kemudian dibawa dan diperiksa di unit pelayanan kesehatan, disebut dahak Pagi (P).
3. Dahak diambil di unit pelayanan kesehatan pada saat  penyerahan dahak pagi, disebut dahak sewaktu kedua (S).
Pemeriksaan Penunjang :
@ Tes mantoux / tuberkuli
Dilakukan dengan menyuntikkan PPD pada daerah kulit lengan bawah. Dinilai berdasarkan timbulnya reaksi alergi setelah penyuntikan PPD tersebut, hasil positif ditandai timbulnya warna kemerahan disertai penebalan pada kulit di daerah bekas suntikkan (diameter +/- 10mm atau lebih).
@ Laju endap darah
Pemeriksaan dilakukan melalui darah. Pemeriksaan ini tidak khusus untuk TB saja, tetapi juga untuk penyakit infeksi lainnya. Nilai pemeriksaan umumnya meningkat
@ Fungsi hati (`Ssgot`/sgpt`)
Untuk mengetahui efek samping pemakaian obat TB, mengingat obat-obat TB berpotensi merusak sel-sel hati.
@ Rontgent thorax
Merupakan pemeriksaan umum dilakukan untuk TB, ditandai adanya bercak putih di paru. Juga untuk mengetahui luas jaringan paru yang telah rusak dan ringan beratnya TB yang diderita.

BAGAIMANA PENGOBATAN TB

TB diobati dengan dua tahap pengobatan, yaitu : tahap awal (intensif) dan tahap lanjutan, lama pengobatan 6-9 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadual berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan.Salah satu faktor berpengaruh pada keberhasilan pengobatan TB adalah kesadaran penderita selama proses pengobatan yakni motivasi hidup sehat dan kepatuhan pemakaian obat.

Banyak penderita yang tidak patuh terhadap pengobatan, misalnya disebabkan jangka waktu pengobatan yang relatif lama, jumlah obat cukup banyak, dan ukuran obat relatif besar.Penderita TB yang telah menjalani terapi 2 bulan, akan menunjukan perbaikan gejala klinis, namun banyak penderita yang berfikir bahwa gejala klinisnya sudah tidak ada, menganggap sudah sembuh. Penghentian dari jangka waktu seharusnya dapat menimbulkan resistensi terhadap obat TB dan pada akhirnya menimbulkan kerugian bagi penderita dan lingkungan terutama individu yang rentang

Penderita TB membutuhkan makanan yang mengandung banyak protein untuk mempercepat perbaikan sel-sel yang rusak dan jaringan yang rusak karena TB. Makanan tinggi protein ini diperlukan untuk membantu obat TB bekerja efektif dalam tubuh. Untuk bisa sampai ke jaringan, obat harus berikatan dengan senyawa albumin (salah satu kandungan dalam protein) untuk dapat bekerja sampai ke sel-sel jaringan tubuh yang rusak ,untuk memperbaikinya. Bila kandungan protein kurang, albumin kurang, proses penyembuhan terhambat.

Pengobatan TB pada anak sama dengan pada dewasa, yakni membutuhkan waktu 6-9 bulan. Sama seperti pada dewasa , pada anak-anak pun tanda terinfeksi bakteri ini dapat dilihat dari pemeriksaan rogent thorax yang ditandai bercak putih. Jika diobati dengan tepat dan segera, disertai perbaikan gizi anak, bercak tersebut akan berkurang bahkan hilang dalam waktu 6-9 bulan, bila tidak, maka kerusakan jaringan paru-paru akan meluas, dan lebih jauh dapat menimbulkan batuk berdahak serta kematian pada anak.

Mengurangi resiko terinfeksi TB dapat dilakukan dengan upaya menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan, misalnya : mengatur rumah agar memperoleh cahaya matahari karena bakteri ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, mengkonsumsi makanan bergizi, tidak meludah /bersin/batuk sembarangan.

Beberapa hal yang perlu dipahami penderita TB, antara lain:
1. Pemakaian obat yang cukup lama (6-9 bulan).
2. Kepatuhan mengkonsumsi obat sangat berpengaruh terhadap kesembuhan,
3. Pengobatan dipengaruhi pula oleh konsumsi gizi yang baik khususnya protein,
4. Masalah lingkungan tempat tinggal penderita yang sehat dan kebisaan hidup sehat.

Pengobatan segera, kepatuhan selama proses pengobatan, dan menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan, merupakan langkah¬langkah yang dapat kita lakukan dalam memutus penularan TB di lingkungan sekitar kita.

APA AKIBATNYA BILA MINUM OBAT TIDAKTERATUR

Bila minum obat tidak teratur akan mengakibatkan:
@ Penyakit tidak akan sembuh bahkan menjadi lebih kuat,
@ Penderita tetap dapat menularkan penyakitnya pada orang lain,.
@ Penyakit menjadi semakin sukar diobati karena ada kemungkinan bakteri TB menjadi kebal, sehingga diperlukan obat yang lebih kuat dan lebih mahal. Obat untuk kuman yang kebal tidak tersedia di semua fasilitas kesehatan,
@ Perlu waktu lebih lama untuk sembuh,
@ Penderita dapat juga menularkan kuman yang sudah kebal obat pada orang lain.

Read more...

Apa itu FOB/ BSO?

Rumah Sakit Paru Dungus merupakan sentra rujukan kasus paru di wilayah Bakorwil I Madiun. Sebagai sentra rujukan paru RSP Dungus telah dilengkapi berbagai sarana canggih baik untuk diagnostik maupun terapetik  Salah satunya adalah Fiber Optic Bronchoscopy (FOB) atau Bronkoskopi Serat Optik (BSO). FOB/BSO  terdiri dari ribuan serat optik dengan diameter kurang dari 10 um dibungkus fiberglass padat fleksibel, terdapat satu set lensa obyektif pada distal serta lensa okuler pada ujung proksimal. Lensa akan memberikan gambaran jelas tentang lumen endo tracheal, tergantung pada kasus dan operator - insersi BSO dapat secara nasal/ hidung  atau oral/mulut.

BSO pada saluran nafas dipakai  untuk tindakan diagnostik, terapi, atau terapi dan diagnostik, sesuai kebutuhan dan kasus yang dihadapi. Prosedur tindakan dilakukan dengan general anestesi pada anak kecil dan penderita yang tidak kooperatif, atau lokal anestesi pada penderita yang dapat bekerja sama.  Observasi terhadap kemungkinan penyulit sesudah tindakan,  minamal dua jam sesudah selesai pemeriksaan.

Read more...