RSUD DUNGUS DETEKSI DINI TB PARU DENGAN THORAX PHOTO DI DESA KEPEL, KARE, MADIUN

RSUD DUNGUS DETEKSI DINI TB PARU DENGAN THORAX PHOTO DI DESA KEPEL, KARE, MADIUN

Ada banyak jenis penyakit menular di dunia dan jutaan orang tertular karenanya. Salah satu penyakit menular di Indonesia ialah penyakit TB Paru (Tuberkulosis) yang dapat menyebabkan kecacatan hingga kematian. Kematian karena penyakit menular kebanyakan disebabkan penyakit tersebut tidak ditangani lebih cepat dan baru mencari pengobatan saat kondisinya sudah terlalu parah.

TB Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa sebanyak 1,5 juta orang meninggal karena TB (1.1 juta HIV negatif dan 0.4 juta HIV positif) dengan rincian 89.000 laki-laki, 480.000 wanita dan 140.000 anak-anak. Pada tahun 2015, jumlah penemuan kasus TB adalah 330.910 kasus. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2014, yaitu sebanyak 324.539 kasus. Kasus terbanyak dilaporkan di provinsi dengan jumlah penduduk besar, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah (38% dari keseluruhan kasus di Indonesia). Berdasarkan data Riskesdas 2018 prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4% dan prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6% menjadi 2%.

Seseorang dengan penyakit TB Paru biasanya mengalami batuk dan terkadang batuk berdarah. Gejala umum penyakit TB atau dikenal juga dengan TB aktif meliputi demam, berkeringat pada malam hari, kehilangan nafsu makan, kehilangan berat badan, dan kelelahan. Penyakit TB dapat disembuhkan dengan terapi standar, sekalipun pada penderita dengan infeksi HIV. Tuberkulosis tidak tertangani sering berdampak fatal.

Kegiatan deteksi dini penderita TB Paru terdiri dari penjaringan suspek melalui screening awal oleh dokter dan pemeriksaan penunjang menggunakan photo thorax. Penemuan penderita merupakan langkah pertama dalam kegiatan program penanggulangan TB Paru. Penemuan dan penyembuhan penderita TB Paru secara bermakna akan dapat menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB Paru, penularan TB Paru di masyarakat dan sekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di masyarakat.

Rumah Sakit Umum Daerah Dungus Madiun merupakan UOBK (Unit Organisasi Bersifat Khusus) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur senantiasa siap memberikan pelayanan kepada masyarakat, meliputi pelayanan kesehatan perorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat.  Pelayanan kesehatan perorangan dilaksanakan oleh seksi Pelayanan Medik dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat dilakukan oleh Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Penelitian Pengembangan (Litbang). Dalam rangka pengabdian masyarakat RSUD Dungus turut serta dalam pelaksanaan program BST (Bakti Sosial Terpadu) yang merupakan program Bupati Madiun. Program BST ini diharapkan dapat meningkatan pencapaian deteksi dini penyakit menular khususnya penyakit TB Paru yang ada dimasyarakat khususnya di Kabupaten Madiun. Diharapkan dengan adanya deteksi dini penyakit menular dapat memutus rantai penularan penyakit dan penderita lebih cepat tertangani serta lebih cepat sembuh sehingga terhindar dari kecacatan.

Kali ini program BST (Bakti Sosial Terpadu) berlokasi di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Madiun. Program BST ini diselenggarakan oleh Bupati Madiun bekerjasama dengan Puskesmas-Puskesmas di Madiun menggandeng RSUD Dungus berpartisipasi dalam Deteksi Dini Penyakit TB Paru.  Sebagai satu-satunya rumah sakit di Madiun yang memiliki mobil Rontgen RSUD Dungus berperan penting dalam membantu deteksi dini penyakit TB Paru di masyarakat melalui photo thorax. Pada pasien TB paru, photo thorax dapat menunjukkan bercak atau nodul infiltrat, terutama di lobus atas paru-paru. Selain itu, photo thorax juga dapat menunjukkan pembentukan kavitas, nodul kalsifikasi seperti tuberkuloma, dan lesi nodular kecil banyak yang menunjukkan infeksi TB milier. Sekitar seperempat pasien dengan TB primer dapat menunjukkan efusi pleura pada rontgennya.

 Masyarakat tidak perlu repot-repot mendatangi rumah sakit untuk memeriksakan diri. Mobil Rontgen RSUD Dungus yang akan mendatangi masyarakat. Sebelum dilakukan Rontgen terlebih dahulu para warga diperiksa oleh dokter RSUD Dungus sebagai screening awal, jika ada indikasi penyakit TBC akan dilakukan pemeriksaan Rontgen. Jika hasil pemeriksaan telah keluar akan disampaikan kembali kepada Puskesmas untuk ditindaklanjuti. Jika Puskesmas tidak mampu menangani akan di rujuk kembali ke RSUD Dungus. Diharapkan dengan adanya program BST (Bakti Sosial Terpadu) sekaligus Deteksi Dini Penyakit TB Paru dapat membantu meningkatkan derajat hidup dan kesehatan masyarakat Madiun, khususnya masyarakat Desa Kepel, Kecamatan Kare, Madiun. Kedepannya program ini dapat berperan serta dalam memutuskan penularan TB Paru dan dengan demikian menurunkan insidens TB Paru di masyarakat. Menemukan dan menyembuhkan penderita merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB Paru.

Penyuluhan TB Paru

Pemeriksaan Screening Oleh Dokter

Tinjauan Bupati Madiun

Pemeriksaan Photo Thorax

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *